Sabtu, 13 Desember 2008

sepotong waktu di punggung semeru










Matahari beringsut mendekati cakrawala. Tanda siang kian tua.
Bayangan di punggung Semeru makin memanjang, lalu menyatukan tubuh dengan tirai kelabu senja. Hawa dingin kian intim mendekap.
Tenda-tenda menjadi pelingdung mungil, bertebaran dengan api unggung kelap kelip di bawah purnama. di dalamnya badan memasrahkan penat kepada mimpi.
Setelah lelap dalam pelukan malam, Semeru dengan perlahan mengerjap bangun. Pucuk yang tertinggi di hampiri cayaha petama matahari. Keseharan menjalar ke seluruh sukma ketika air nan bening dan dingin mirip wajah.
What a wonderful Semeru.............................